tag:blogger.com,1999:blog-85266669746643401542024-03-13T02:25:07.419-07:00Petta Ponggawa Lolona SidenrengSyaifullah Haji Andi Alwihttp://www.blogger.com/profile/00422488112091951550noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-8526666974664340154.post-85909086674040831512009-09-09T09:08:00.000-07:002013-10-05T18:27:53.320-07:00La Pakerrangi Petta Ponggawa Lolona Sidenreng<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq8CspqR4L35fVe6HsEmll3XIn_mDiB8REUJi2WvTbWD_2lCdq1nSPZGQeTp2HMsH6u_NhHe3pYz18kbAX-ITJ2clBjdWCzjs4fsHFFwyCXQS5jGjxhTemcbY07-0G2dVKywogx9BFfw/s1600/La+Pakerrangi.gif" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5609429673448941458" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq8CspqR4L35fVe6HsEmll3XIn_mDiB8REUJi2WvTbWD_2lCdq1nSPZGQeTp2HMsH6u_NhHe3pYz18kbAX-ITJ2clBjdWCzjs4fsHFFwyCXQS5jGjxhTemcbY07-0G2dVKywogx9BFfw/s320/La+Pakerrangi.gif" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 244px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 183px;" /></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Sidenreng Rappang pernah mencatatkan sejarah sebagai kerajaan berdaulat yang pernah melawan hegemoni penjajahan Belanda pada masa pemerintahan <i><b>La Sadapotto Addatuang Sidenreng XII</b></i>, dan <i><span style="font-weight: bold;">Arung Rappang XX</span></i>, Pada tahun <i><span style="font-weight: bold;">1905</span></i>. Dimasa itu, ratusan prajurit pemberani gugur akibat terkena peluru senapan dan hunjaman peluru meriam. Belum terhitung rakyat di kerajaan tersebut yang menjadi korban akibat dari dampak peperangan. Perang yang telah mengubah Sidenreng Rappang menjadi medan pertempuran harga diri, harkat martabat (siri') dari para patriot patriot sejati kerajaan tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah seorang aktor yang memegang peranan penting dalam peristiwa itu adalah <i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi</span> </i>yang akan kami tuliskan riwayat singkatnya berdasarkan catatan yang ditulis oleh <i><span style="font-weight: bold;">Haji La Sikandare' Petta Karaeng Pajujungi</span> <span style="font-weight: bold;">Arung ri Amparita (1950-1962)</span>.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi</span></i> dilahirkan pada tahun <i><span style="font-weight: bold;">1870</span></i>, dari ayah bernama <i><span style="font-weight: bold;">Mayoor La Rumpang</span></i> (Petta Manyoro'E ri Sidenreng) yang berasal dari kampung Maiwa, Enrekang. Beliau tak lain adalah salah seorang Panglima Perang Kerajaan Sidenreng pada era <i><span style="font-weight: bold;">La Panguriseng Addatuang Sidenreng X</span></i>. Dengan ibu yang bernama <i><span style="font-weight: bold;">I Temmalala</span></i>, perempuan bangsawan yang berasal dari perkampungan Amparita Lama yang berada pada wilayah Kerajaan Sidenreng pada masa itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun <i><span style="font-weight: bold;">1887</span></i>, ketika masih berumur 17 tahun, menikah dengan perempuan yang bernama <i><span style="font-weight: bold;">I Tangkung Puang Banna</span></i>, yang biasa dipanggil oleh keturunannya dan masyarakat sekitarnya dengan nama <span style="font-weight: bold;">Puatta Daenna</span>. Beliau adalah anak dari keluarga bangsawan <i><span style="font-weight: bold;">La Wettoweng</span></i> dan <i><span style="font-weight: bold;">Syarifah Sochrah Puatta Indo'na</span></i>, yang biasa dipanggil dengan nama <i><span style="font-weight: bold;">Puatta Adjie</span></i>. <i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi</span></i> bersama istrinya tinggal di <i><span style="font-weight: bold;">Saoraja BolamamminasaE</span></i> di kampung Arateng, Sidenreng.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi</span></i> telah menampakkan jiwa kepemimpinan ketika masih kecil. Ia sangat menonjol dikalangan rekan-rekan sebayanya sesama anak arung, dan pandai pula memikat hati masyarakat, sehingga orang-orang dari kalangan rakyat biasa sangat mencintainya. Hingga disaat dewasa, beliau terkenal berjiwa patriot, jujur, takwa dan pemberani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka ketika <i><span style="font-weight: bold;">La Sadapotto</span></i> dinobatkan menjadi <i><span style="font-weight: bold;">Addatuang Sidenreng XII</span></i>, dan <i><span style="font-weight: bold;">Arung Rappang XX</span></i>, Iapun mengangkat keponakannya tersebut menjadi pembantunya yang lazim dimasa itu disebut <i><span style="font-weight: bold;">Pabbicara Sidenreng</span></i>. La Pakerrangi menggantikan <i><span style="font-weight: bold;">Pabbicara La Tinetta</span></i> yang wafat di Amparita pada tahun <i><span style="font-weight: bold;">1889</span></i>. *Jadi jabatan Pabbicara yang berkedudukan di Amparita diperkirakan lowong (15thn) dimasa <i><span style="font-weight: bold;">Sumange'rukka</span></i> menjadi <i><span style="font-weight: bold;">Addatuang Sidenreng XI</span></i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
*[catatan penulis blog berdasarkan kajian dan analisa yang masih bisa diperdebatkan]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama memangku jabatan Pabbicara yang berkedudukan di Amparita, <i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi</span></i> dikenal sangat dekat pada masyarakat, taat beribadah sesuai dengan ajaran agama islam yg dianutnya, dan suka bermusyawarah dengan <i><span style="font-weight: bold;">Pangulu Anang</span></i> (Arung/Matowa) serta <i><span style="font-weight: bold;">Pangulu Maranang</span></i> (Pemuka Masyarakat), sehingga mampu memberikan solusi2 terhadap persoalan2 yang ada di masyarakat dengan keputusan terbaik bagi rakyat. Baik dari segi hukum, pembangunan infrastruktur, maupun persoalan pertanian yang menjadi andalan pada masa itu. Dia pula sangat disegani dan dihormati oleh kawan maupun lawan, karena dalam melaksanakan tugas tugas pemerintahan beliau dikenal tegas, adil dan bijak. Ia mampu mengemban amanah sebagai Pabbicara dengan baik dan lancar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun tugas-tugas yg pernah diberikan oleh <i><span style="font-weight: bold;">Addatuang La Sadapotto</span></i>, antara lain membangun hubungan transportasi darat dari Sidenreng ke Pare-Pare, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Membuat jalan raya dari Allakuang ke Pare-Pare dengan melalui poros Allakuang, Talumae, Cela, Lempong Manila, hingga tembus ke Pare-Pare.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Membuat poros jalan Lawawoi, Bangkai, Patommo, Pabbaresseng, sampai ke Pare-Pare.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada waktu terjadi perselisihan antara Kerajaan Sidenreng dengan Kerajaan Soppeng, <i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi</span></i> dipercayakan untuk memimpin pasukan mendampingi pamannya <i><span style="font-weight: bold;">La Mammo</span> </i>sebagai Panglima, untuk melawan orang-orang Soppeng, dan pulang dengan membawa kemenangan. Kerajaan Sidenreng yang didukung oleh Kerajaan Wajo, sukses memporak-porandakan kerajaan tersebut <i>(Musu Belo)</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun <i><span style="font-weight: bold;">1905</span></i>, ketika Pasukan Belanda telah memasuki kota Pare-Pare, <i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi</span> </i>diperintahkan oleh <i><span style="font-weight: bold;">La Sadapotto</span></i> untuk membentengi daerah perbatasan Sidenreng Rappang, agar pasukan Belanda tidak dapat masuk melalui kota Pare-Pare. </div>
<div style="text-align: justify;">
Ada 3 jalur yang harus dibendung dan dipertahankan oleh 3 Pabbicara Sidenreng sebagai Pimpinan Pasukan, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. <i><span style="font-weight: bold;">Pabbicara La Mammo</span></i>. ditempatkan disebelah timur Pare-Pare (jalur tengah).</div>
<div style="text-align: justify;">
2. <i><span style="font-weight: bold;">Pabbicara Ambo'na La Badju</span></i>. ditempatkan di daerah La Djawa (jalur selatan).</div>
<div style="text-align: justify;">
3. <i><span style="font-weight: bold;">Pabbicara La Pakerrangi</span></i>. ditempatkan di Aggalacengnge. Sebelah timur Kerajaan Suppa (jalur utara).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah seorang dari 3 Pabbicara ini gugur ketika menjalankan tugasnya. Adalah <i><span style="font-weight: bold;">Pabbicara Ambo'na La Badju</span></i> yang gugur sebagai pahlawan ketika hendak menghalau pasukan belanda untuk masuk ke wilayah Sidenreng Rappang. Pertahanannya dijalur sebelah selatan bobol akibat pengkhianatan salah seorang Kapten-nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
*[Lontara; Sidenreng ricau belandae nasaba' bali'na kapitang ..... ]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berita tentang gugurnya <i><span style="font-weight: bold;">Pabbicara Ambo'na La Badju</span></i> telah sampai ke <i><span style="font-weight: bold;">Addatuang La Sadapotto</span></i>, yang dengan segera mengirimkan pesan kepada <i><span style="font-weight: bold;">Pabbicara La Pakerrangi</span></i> yang berada di front terdepan, agar secepatnya pulang untuk diserahi tugas sebagai Panglima Pasukan Pengawal didalam menjaga keselamatan Addatuang Sidenreng/Arung Rappang <i><span style="font-weight: bold;">La Sadapotto</span></i> dengan segenap keluarganya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tugas ini berakhir setelah Addatuang Sidenreng/Arung Rappang <i><span style="font-weight: bold;">La Sadapotto</span></i>, menandatangani Pernyataan Singkat dengan pihak Belanda <i>(<span style="font-weight: bold;">Korteverklaring</span>)</i> pada <i><span style="font-weight: bold;">tahun 1906</span></i>, yang menandai kekalahan perang "Kerajaan Kembar" itu dari Pemerintah Kerajaan Belanda. Perang berakhir setelah berlangsung selama ratusan hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam suatu kesempatan, <i><span style="font-weight: bold;">Pabbicara La Mammo</span>, <span style="font-weight: bold;">Petta MatoaE</span>, <b>Petta PanguluE</b></i>, Panglima Utama Pasukan Kerajaan Sidenreng Rappang, pernah berkata, "Kalau saya meninggal dunia, hanya <i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi</span></i> saja yang bisa menggantikan saya sebagai Panglima". Tapi sejarah kemudian berkata lain. Sebelum dinobatkan menjadi Panglima Tertinggi Kerajaan, <i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi</span></i> telah terlebih dahulu wafat daripada <i><span style="font-weight: bold;">La Mammo</span></i>. Sehingga era Panglima Perang di Kerajaan Sidenreng Rappang berakhir setelah mangkatnya <i><span style="font-weight: bold;">Petta Pabbicara La Mammo Petta PanguluE</span>.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi</span></i> wafat di Amparita pada tahun <i><span style="font-weight: bold;">1917</span></i>. Menurut penuturan berbagai sumber, beliau telah mengalami sakit sejak lama akibat terluka dalam ketika bertempur dengan pasukan belanda. Beliau menghembuskan nafas terakhir pada usia 47 tahun, dengan didampingi oleh seluruh anggota keluarga yang sangat mencintainya, antara lain: Istri tercinta <i><span style="font-weight: bold;">Puatta Daenna</span></i>, Mertua perempuannya <i><span style="font-weight: bold;">Puatta Adjie</span></i>, putranya: <i><span style="font-weight: bold;">Andi Sulolipu</span></i>, <i><span style="font-weight: bold;">Andi Abu Bakar</span>, <span style="font-weight: bold;">Andi Nuruddin</span></i> yang ketika itu masih berumur dua tahun, dll. Disamping duka yang teramat dalam tersebut, terdapat satu riwayat yang diceritakan oleh keluarganya tentang berita kelahiran cucu pertama dari <i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrang</span>i</i> bernama <i><span style="font-weight: bold;">Andi Mappawekke</span></i>. Bayi laki-laki tersebut adalah anak dari <i><span style="font-weight: bold;">Andi Sulolipu</span></i> (Putera La Pakerrangi) yang merupakan satu-satunya cucu yang beruntung mendapatkan belaian tangan dari sang kakek. Dan kelak dikemudian hari, cucu pertamanya tersebut akan memerintah Sidenreng sebagai <i><span style="font-weight: bold;">Kepala Pemerintah Swapraja Sidenreng (KPS)</span></i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrang</span>i</i> dimakamkan dengan upacara kebesaran, sebagaimana layaknya seorang bangsawan tinggi yang pernah menduduki jabatan jabatan penting di pemerintahan. Turut hadir Keluarga Besar Kerajaan Sidenreng yang dihadiri langsung oleh <i><span style="font-weight: bold;">La Cibu Addatuang Sidenreng XIII</span></i>. Beliau dilepas dengan tangis dan haru oleh keluarga dan masyarakat yang mengaguminya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berselang beberapa tahun setelah wafatnya, <i><span style="font-weight: bold;">Andi Sulolipu</span></i> yang ketika itu menjabat sebagai Pabbicara Amparita, berinisiatif untuk memindahkan <i><span style="font-weight: bold;">Saoraja BolamamminasaE</span></i> yang ada dikampung Arateng, ke Amparita berdampingan dengan rumahnya sendiri <i><span style="font-weight: bold;">Saoraja Bola Lampe'E</span></i>. Ini dilakukan agar <i>I <span style="font-weight: bold;">Tangkung Puatta Daenna</span></i> (ibunya) bisa membimbing cucu-cucunya agar kelak menjadi pemimpin. Dan yang lebih utama adalah agar beliau senantiasa berada dalam pengawasan dan limpahan kasih sayang dari anak anaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika <i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi</span></i> masih hidup, ia akan bangga dengan anak keturunannya. Karena "Wija" dari pahlawan ini adalah pejuang pejuang gigih yang rela mempertaruhkan jiwa dan raganya demi bangsa dan negara. Dua anak <i>La Pakerrangi</i> tercatat dalam Arsip Sejarah Nasional di Sulawesi Selatan, sebagai "Pahlawan Pejuang", yang gugur akibat pembantaian Westerling. Mereka adalah <i><span style="font-weight: bold;">Andi Sulolipu Pabbicara Amparita</span>, dan <span style="font-weight: bold;">Haji Andi Abu Bakar</span>.</i> Sementara anaknya yang lain adalah manusia yang berguna di masyarakatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-weight: bold;">Haji Andi Nuruddin Arung Otting</span></i>, adalah Penasehat Sidenreng dengan gelar <i><span style="font-weight: bold;">Petta Khadi Sidenreng</span></i>. beliau dimasanya adalah orangtua bersahaja yang terkenal arif dan bijaksana. Jejak beliau diteruskan oleh putranya yang pernah memerintah Kabupaten Sidenreng Rappang selama 2 periode, yaitu Bapak <i><span style="font-weight: bold;">Haji Opu Sidik</span></i> (Bupati Sidrap, 1978-1988).</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-weight: bold;">Haji Andi Tjambolang</span></i> adalah <i><span style="font-weight: bold;">Petta Sulewatang Mallusetasi</span></i>, yang terkenal cerdik dan pandai. Jejaknya ada pada salah seorang putrinya bernama <i><span style="font-weight: bold;">Andi Tja Tjambolang</span></i>, mantan anggota DPRD Sulsel 3 periode, dll.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUOQh1zAM9wzo4mvI0Rd_jvrAmzPiFTma5RVscLLOh1OjT84p8L8MpfcuGL3fiYylM9KuX1Kk-k-FgUWuCW3bmgDZ3_WDaY9Ep7HVzy6mNfyt8HxQElkSPklxFWuQLr6d4_X4qTuLufw/s1600/Pengalaman+baru033.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674270026609340066" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUOQh1zAM9wzo4mvI0Rd_jvrAmzPiFTma5RVscLLOh1OjT84p8L8MpfcuGL3fiYylM9KuX1Kk-k-FgUWuCW3bmgDZ3_WDaY9Ep7HVzy6mNfyt8HxQElkSPklxFWuQLr6d4_X4qTuLufw/s320/Pengalaman+baru033.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Makam <i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi Petta Pabbicara Sidenreng</span></i>, terletak di Komplek Pekuburan Keluarga La Pakerrangi, di Kel. Arateng, Kec. Tellu Limpoe, Kab. Sidrap.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlsnzWm37pB6gYmH8NVW32P7saJarYZlNAwNx1-dJlIhrMrQXTcLh24cKvwzNWTNMX9FBLuCMJ93UawH5gjfTVaXb4JRujhJTpySNldxoZdYZCik8vYYe4wRuGX7DJhdQzpih-Xm5pfg/s1600/Saoraja+Bola+Lampe%2527E.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674272731828507602" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlsnzWm37pB6gYmH8NVW32P7saJarYZlNAwNx1-dJlIhrMrQXTcLh24cKvwzNWTNMX9FBLuCMJ93UawH5gjfTVaXb4JRujhJTpySNldxoZdYZCik8vYYe4wRuGX7DJhdQzpih-Xm5pfg/s320/Saoraja+Bola+Lampe%2527E.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Berkat upaya Bapak <i><span style="font-weight: bold;">Haji Andi Ranggong</span></i> (Bupati Sidrap, periode 2003-2008), dan dukungan dari segenap <i><span style="font-weight: bold;">keluarga besar La Pakerrangi</span></i>, telah dilakukan pemugaran besar besaran di areal komplek pemakaman tersebut. Tidak hanya itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Sidrap, dibawah pimpinan <i><span style="font-weight: bold;">H.A. Ranggong</span></i>, diawal masa kepemimpinannya, telah pula merehabilitasi rumah peninggalan 2 Pabbicara, yaitu: <span style="font-weight: bold;">S<i>aoraja BolamamminasaE</i></span> milik <i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi</span></i> & <i><span style="font-weight: bold;">Saoraja Bola Lampe'E</span></i>, milik <i><span style="font-weight: bold;">Andi Sulolipu</span></i>, di Amparita, Sidrap.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: bold;">SILSILAH LA PAKERRANGI PETTA PABBICARA SIDENRENG</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-weight: bold;">La Pakerrangi</span></i> adalah putra <i><span style="font-weight: bold;">La Rumpang Petta Manyoro'E ri Sidenreng</span>,</i> dan ibu yang bernama <i><span style="font-weight: bold;">I Temmalala</span></i>, putri dari <i><span style="font-weight: bold;">La Pakkampi Arung Amparita</span></i> dari istrinya yang bernama <i><span style="font-weight: bold;">Besse Panreng</span></i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-weight: bold;">La Rumpang</span></i> bersaudara kandung dengan <i><span style="font-weight: bold;">La Naki Arung Maiwa</span>, <span style="font-weight: bold;">La Coke Arung Maiwa</span></i>, dan <i><span style="font-weight: bold;">La Babe Sulewatang Maiwa</span>.</i> Mereka adalah putra dari <i><span style="font-weight: bold;">La Toacalo Arung Maiwa</span></i> dari istrinya yang bernama <i><span style="font-weight: bold;">I Lante Puang Indo Rasa</span></i>, putri dari <i><span style="font-weight: bold;">La Malluda Arung Salo Dua</span></i>. <i><span style="font-weight: bold;">La Malluda</span> </i>adalah anak <i><span style="font-weight: bold;">Puang Maimuna</span></i> yang bersaudara kandung dengan <i><span style="font-weight: bold;">La Tanro Puang Buttu Enrekang V</span></i>. <i><span style="font-weight: bold;">Puang La Tanro</span></i> dan <span style="font-weight: bold;">P<i>uang Maimuna</i></span> adalah anak dari <i><span style="font-weight: bold;">Puang La Tanrang Puang Buttu Enrekang IV</span></i>. hingga berlanjut keatas sampai kepada <i><span style="font-weight: bold;">To Marajuk Puang Buttu Enrekang I</span></i>, dengan istrinya yang bernama <i><span style="font-weight: bold;">I Tianglangik Landorundun Puang Makale</span>, </i>putri dari <i><span style="font-weight: bold;">Lolo Allo Puang Makale Toraya</span>.</i> <i><span style="font-weight: bold;">To Marajuk</span></i> putra dari <i><span style="font-weight: bold;">Kota Puatta Enrekang III</span></i> dan <i><span style="font-weight: bold;">Pasoloi Arung Timbang Ranga</span>.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari garis <i><span style="font-weight: bold;">La Toacalo Arung Maiwa</span></i> (kakeknya), adalah putra dari <i><span style="font-weight: bold;">Muhammad Arsyad Petta Cambangnge Arung MaloloE ri Sidenreng</span></i>, dan ibu bernama <i><span style="font-weight: bold;">I Nomba Petta Mabbola Saddae Datu Pammana</span></i>. <i><span style="font-weight: bold;">La Toacalo</span></i> bersaudara se-ibu dan se-bapak dengan <i><span style="font-weight: bold;">La Panguriseng Addatuang Sidenreng X</span>, <span style="font-weight: bold;">To Appatunru Karaeng Boroanging</span>, <span style="font-weight: bold;">La Cincing Akil Ali Karaeng Mangeppe</span>, <span style="font-weight: bold;">Pilla Wajo</span>, <span style="font-weight: bold;">Datu Pammana</span>, <span style="font-weight: bold;">Arung Matoa Wajo XXXIX</span>,</i> dan <i><span style="font-weight: bold;">Iskandar Manujengi Karaeng Kile Petta Pilla'E ri Wajo</span>.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-weight: bold;">Muhammad Arsyad Petta Cambang'E,</span></i> adalah anak Mattola dari <i><span style="font-weight: bold;">La Wawo Addatuang Sidenreng</span>, <span style="font-weight: bold;">Arung Tempe</span>, <span style="font-weight: bold;">Arung Maiwa</span>, <span style="font-weight: bold;">Arung Berru X</span></i>, dari istrinya yang bernama <i><span style="font-weight: bold;">I Bubeng Karaeng Pabineang</span></i>. <i><span style="font-weight: bold;">La Wawo</span></i> Adalah putra dari <i><span style="font-weight: bold;">Toappo Addatuang Sidenreng</span>, <span style="font-weight: bold;">Arung Berru VIII</span></i>, dari ibu yang bernama <i><span style="font-weight: bold;">I Tungke Arung Tempe</span>.</i> <i><span style="font-weight: bold;">Toappo</span></i> putra dari <i><span style="font-weight: bold;">Toagemette Arung Ajjaling Petta Ponggawa Bone,</span></i> dari istrinya yang bernama <i><span style="font-weight: bold;">I Rukkiah Kr Kanje'ne Addatuang Sidenreng</span>, <span style="font-weight: bold;">Arung Berru VII</span>,</i> putri <i><span style="font-weight: bold;">La Mallewai Addatuang Sidenreng</span></i> dan <i><span style="font-weight: bold;">Arung Berru V</span></i>. <i><span style="font-weight: bold;">Toagemette</span></i> adalah putra <i><span style="font-weight: bold;">Toancalo Petta Ponggawa Bone</span></i>, anak dari <i><span style="font-weight: bold;">La Maddaremmeng Arumpone XIII</span></i>, dari istrinya <span style="font-weight: bold;">Arung Manajeng</span>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*kami akan senantiasa menyempurnakan data silsilah ini. kesempurnaan senantiasa adalah milik Allah S.W.T.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
TAMAT</div>
<div style="text-align: justify;">
_________________________</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis telah merestorasi beberapa bagian dari catatan milik <span style="font-weight: bold;">Haji La Sikandare' Petta Karaeng Pajujungi Arung Amparita</span>, dengan tanpa merubah substansi dari rangkaian isi riwayat asli, agar lebih mudah dipahami & dimengerti oleh semua kalangan.<span style="font-style: italic;"></span></div>
Syaifullah Haji Andi Alwihttp://www.blogger.com/profile/00422488112091951550noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-8526666974664340154.post-18602851698321711142009-09-09T09:05:00.000-07:002013-10-06T19:24:31.504-07:00Andi Sulolipu Petta Pabbicara Amparita (1900-1947)<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTpmarWk6BF_hOtN4fKI_RVHqBQ3yLsN5yHzYxZlVIC5M5n38BSr1o8Gj-uSewhXD6nBIEYsu8VNn69ImLVfw9BZV4Nlby9q6psEbuFLC-zyhs0zAUQWTJ4s9g2vz0rcRMdOtZmlDb5Q/s1600/Andi+Sulolipu.gif" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5618417816393894322" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTpmarWk6BF_hOtN4fKI_RVHqBQ3yLsN5yHzYxZlVIC5M5n38BSr1o8Gj-uSewhXD6nBIEYsu8VNn69ImLVfw9BZV4Nlby9q6psEbuFLC-zyhs0zAUQWTJ4s9g2vz0rcRMdOtZmlDb5Q/s320/Andi+Sulolipu.gif" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 244px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 183px;" /></a><br />
<div style="text-align: justify;">
"Sejarah tidak selalu ditentukan oleh peran seseorang diukur dari berapa kali ia menembakkan senapan atau pistolnya kearah bandit-bandit Belanda"</div>
<div style="text-align: justify;">
(Penulis)</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Berbicara tentang sejarah Sulawesi Selatan, terkhusus sejarah di Sidenreng Rappang, belumlah lengkap apabila tidak menyebut tokoh yang satu ini. Perannya didalam perjuangan Pra Kemerdekaan dan Pasca Kemerdekaan adalah peran yang turut memberikan warna bagi sejarah Bangsa dan Negara, terutama di wilayah Ajatappareng, Sulawesi Selatan. Keputusannya untuk menolak bekerjasama dengan penjajah belanda, melahirkan pemahaman tentang betapa arti dari suatu kebebasan sangat berbanding terbalik dengan keterkungkungan selama 300 tahun penjajahan. Sebagai seorang bangsawan tinggi dengan jabatan Pabbicara, apalagi sebagai ketua Pampawa Ade' (kepala hadat sidenreng), ia dianggap sebagai orang yang bisa memimpin masyarakatnya untuk lepas dari 'keterpenjaraan'. Ia mempunyai kewenangan untuk menegur atau mengingatkan Raja dan rakyat yang dicintainya, apabila telah keluar dari rel, berdasarkan fungsi dan tugasnya sebagai penyelenggara negara (kerajaan). Ia semata-mata hanya ingin menciptakan kesadaran bahwa perubahan akan segera terjadi, cepat atau lambat. Kemerdekaan yang dianggap Belanda sebagai sesuatu yang mustahil bagi 'bangsa bodoh dan terbelakang', dijadikan-nya bak lecutan cemeti (cambuk) untuk menyadarkan rakyat agar terlepas dari dogma sesat tersebut.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Andi Sulolipu Petta Pabbicara Amparita, yang juga biasa dipanggil Andi Abdullah, dilahirkan pada tahun 1900, dari bapak yang bernama La Pakerrangi Petta Pabbicara Sidenreng, dan ibu bernama I Tangkung Puatta Daenna, pada suatu wilayah di Kerajaan Sidenreng yang bernama perkampungan Amparita lama.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1905, pasukan Belanda memasuki wilayah Aja'tappareng, yang membuat situasi menjadi mencekam dan terjadi ketegangan dimana-mana. Kegentingan itu telah dirasakan pula oleh La Sulolipu yang justru ketika itu masih kanak-kanak (5thn). Dan memang pada akhirnya hampir semua kerajaan di Sulawesi Selatan takluk oleh Belanda pada tahun 1906. Peristiwa ini adalah pengalaman hidup yang tanpa disadari bisa menjadi renungan bagi bocah La Sulolipu untuk menatap jauh kedepan.</div>
<div style="text-align: justify;">
(baca riwayat Pakerrangi)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYX5Xe1AnGjkBI19BXupoABXSNNPwyCMCjrLJJbBq9NZ69xxIA7K6i5RkRdjWs_l6sKjp_VbKiVVGt-tF9PysKDUf5DTAdfCIEV0cVJ0WAivSV3SAkcpS_d0gc4JLdtU6hWNucHJHHEw/s1600/IMG_0013.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674290068094799522" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYX5Xe1AnGjkBI19BXupoABXSNNPwyCMCjrLJJbBq9NZ69xxIA7K6i5RkRdjWs_l6sKjp_VbKiVVGt-tF9PysKDUf5DTAdfCIEV0cVJ0WAivSV3SAkcpS_d0gc4JLdtU6hWNucHJHHEw/s320/IMG_0013.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 226px;" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1916, ketika masih remaja, dinikahkan dengan perempuan bernama Andi Maisuri, putri dari Karaeng Cakki (Petta Haji Cakki). Petta Haji Cakki, salah seorang putera dari Mahmud Paranrengi Petta Bau Cambang. Petta Bau Cambang, bersaudara se-bapak dengan Ishaka Manggabarani Arung Matoa Wajo, karena mereka adalah putera dari Toappatunru Karaeng Beroanging, dari ibu yang berbeda. Arung Matoa Wajo adalah putera We Sompa Karaeng Tanete. Sedangkan Petta Bau Cambang adalah putera dari We Makkaratte, salah seorang puteri dari Arung Berru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari pernikahan tersebut, melahirkan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Andi Mappawekke, Kepala Pemerintahan Swapraja Sidenreng, menikah dengan Hj. Andi Cenceng (Hj. Puang Cenceng).</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Hj. Andi Sennang, menikah dengan Andi Ronda Petta Pabbicara Arawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Hj. Andi Mapparola, menikah dengan Letnan. Andi Maramat, seorang pejuang bugis yang pernah bergerilya di tanah Jawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. H. Andi Ismail Ismen, Arung Batu, menikah dengan Hj. Andi Bunga Pandang, adik dari H. Andi Patonangi mantan Bupati Pinrang.</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Andi Camming, menikah dengan H. Andi Iskandar Pajujungi Arung Amparita.</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Andi Mahmud, menikah dengan Andi Siangka.</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Andi Bulaeng, menikah dengan Andi Cakkudu.</div>
<div style="text-align: justify;">
8. Andi Tate, menikah dengan Andi Radeng.</div>
<div style="text-align: justify;">
9. Andi Sohra, menikah dengan Drs. A.H. Baso.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUol1yFPEQN4qqZX8c9mYqslm0bjmz5r27uVAPHmGuzjxW2-yiZ8yF6cPzugvHsp6GJFBnkDZ27RP6sflEIIsn3OUPfVzHarndUCfxbjkPusALS9EnhHjQGz_cl-TizSzlpZ55p6xmnA/s1600/IMG_0008a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUol1yFPEQN4qqZX8c9mYqslm0bjmz5r27uVAPHmGuzjxW2-yiZ8yF6cPzugvHsp6GJFBnkDZ27RP6sflEIIsn3OUPfVzHarndUCfxbjkPusALS9EnhHjQGz_cl-TizSzlpZ55p6xmnA/s320/IMG_0008a.jpg" width="225" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Salah seorang diantara turunan-nya tersebut akan memerintah Sidenreng dengan status daerah otonomi, yakni Andi Mappawekke, Kepala Pemerintah Swapraja Sidenreng, pada tahun 50-an.<br /><br />Pada tahun 1939, Andi Sulolipu menikahi Andi Hanisuh (Puang Hane), putri Andi Ahmad Petta Enrekang, dan dikaruniai seorang putra yang bernama Andi Hatta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Andi Sulolipu memulai pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat (Volksschool) selama 3 tahun di Amparita. Dan lanjut pada Sekolah Gouvernement Klas 2 (Vervolgschool) di Rappang, hingga tamat sekolah tersebut pada tahun 1912. Adalah sesuatu yang lazim pada masa itu jika seorang Bumi Putera telah menamatkan pendidikannya pada sekolah belanda akan dipekerjakan sebagai Pegawai Pemerintah (Ambtenar). Dengan melalui seleksi, ia kemudian menjadi Kepala Penjara Pare-Pare (Sipir), pada tahun 1914. Pekerjaan ini dilakoni-nya hingga beberapa tahun lamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1917, La Pakerrangi Petta Pabbicara Sidenreng, bapak dari Andi Sulolipu, wafat di Saoraja Bolamamminasae, Arateng, Amparita Lama. Ia adalah salah seorang Pahlawan Kerajaan Sidenreng di Perang Belo (Melawan Soppeng), dan Perang melawan Belanda, pada tahun 1905. Agar tidak terjadi kekosongan, oleh La Cibu Addatuang Sidenreng XIII, Andi Sulolipu kemudian dilantik menjadi Pabbicara Amparita menggantikan La Pakerrangi pada tahun 1917. Ini didasarkan atas penilaian bahwa ia mempunyai kecakapan dan wibawa seperti bapaknya itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun tanggung jawab yang diberikan oleh Addatuang Sidenreng, didasarkan pada fungsi dan tugasnya sebagai Penyelenggara Negara (Kerajaan), adalah pada bidang:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Pemerintahan dan Hukum,</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Ketua Hadat Tinggi Sidenreng, disamping Addatuang,</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Ketua Badan Pertimbangan Pemerintah Kerajaan Sidenreng.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
KEGIATAN DI BIDANG SOSIAL & PENDIDIKAN.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1930, Andi Sulolipu mendirikan satu Perkumpulan atau Yayasan dengan nama Perkumpulan Nasrulhaq. Yayasan inilah pada tahun 1931 mendirikan Sekolah Nasrulhaq I, yang berpusat di Amparita dan didirikan pula cabang2nya di Teteaji, Massepe, Allakuang dan Pangkajene. Sekolah ini dipimpin oleh seorang ulama terkenal pada masa itu bernama K.H. Muhammad Yafie (Ayah Prof K.H. Ali Yafie, mantan ketua MUI). Ini semua didasari oleh keprihatinan Andi Sulolipu terhadap jumlah sekolah yang masih sangat terbatas pada waktu itu. Sekolah yang didirikan Belanda peruntukannya sebatas pada kalangan anak2 berkulit pucat (anak belanda) dan sedikit anak dari golongan bangsawan tinggi di pemerintahan. Dengan mendirikan sekolah sendiri, ia bisa menampung anak dari berbagai kalangan dan mendatangkan guru2 yang berpaham nasionalis dan keislaman. Pada saat saat tertentu, atas perintah Andi Sulolipu, para guru secara sembunyi sembunyi mengajarkan mereka pemahaman tentang kecintaan terhadap tanah air dan bangsa (Nasionalisme).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berselang beberapa tahun kemudian, didirikan pula Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiah yang dipimpin K.H. Zainal Abidin, seorang ulama karismatik dari Mandar. Beliau disertai dua muridnya yang merangkap sebagai pembantu2nya, yakni: Abdul Wahab dan Abdul Razak. Konon kabarnya, makam ulama besar ini sangat dikeramatkan di Kec. Pammana, Wajo.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1937, Andi Sulolipu mendirikan lagi sebuah sekolah yang diberi nama Sekolah Nasrulhaq II (Tweede Nasrulhaq School) yang mata pelajarannya sama dengan H.I.S dan Schakelscholl, ditambah dengan mata pelajaran Agama Islam. Atas anjuran dan saran dari Tuan Habibie (Ayah Prof. B.J. Habibie, mantan Presiden RI), didatangkan pengajar dari Gorontalo yang masih kerabat dekat mereka, seperti: Usman Isa, Ny. Chatibi Usman Isa dan Abbas Mahmud. Seperti yang diketahui, keluarga Habibie pernah menetap dan tinggal di Massepe, 3 km sebelah selatan Amparita.</div>
<div style="text-align: justify;">
Karena sekolah ini masih membutuhkan tambahan guru agama, Andi Sulolipu kemudian mendatangkan Ustadz Abu Salim Alamsyah asal Minangkabau, dan seorang Ustadz asal Mandar yang tidak tersebutkan namanya dalam cacatan. Sekolah ini berjalan lancar selama 5 tahun, hingga pecahnya Perang Dunia II. Meski demikian, Andi Sulolipu telah mempersiapkan murid murid tersebut untuk melanjutkan pendidikannya pada sekolah MULO dan CIBA di Makassar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk mendirikan dan membangun sekolah, ditambah dengan membayar gaji para guru, dari tahun 1931 s/d 1942 (11 tahun), Andi Sulolipu telah menggadaikan sanra putta sawahnya kepada Said Sadik Alidrus, sejumlah 10 Ha (7 Ha, di Laulaweng Amparita & 3 Ha, di Labuaja Lawawoi). Ini dilakukannya dengan ikhlas tanpa mengharapkan pamrih. Semata-mata hanya ingin menyumbangkan sesuatu untuk bangsa dan tanah air yang masih mejadi bayangan di pelupuk matanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa anak didik dari sekolah yang didirikan Andi Sulolipu, yang kemudian sukses menjadi Kepala Pemerintahan, antara lain:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Andi Mappawekke, Kepala Pemerintah Swapraja Sidenreng, tahun 50-an. Puteranya sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Haji Andi Patonangi, mantan Bupati Pinrang, bapak Andi Aslam Patonangi, Bupati Pinrang saat ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Kol (Purn). Haji Opu Sidik, Bupati Sidrap dua periode, 1978-1988. dll.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Sejarah akan mencatat nama beliau sebagai Pelopor Pendidikan di Sidenreng Rappang". Berkata Andi Iskandar Petta Amparita pada suatu waktu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
KEGIATAN DI BIDANG PARTAI & ORGANISASI PERJUANGAN.</div>
<div style="text-align: justify;">
Andi Sulolipu menjabat sebagai Pengurus dan Penasehat Partai Sarekat Islam (PSI) Cabang Teteaji. Pada Kongres PSI di Teteaji, ditahun 30-an, Pimpinan Pusat Haji Omar Said Tjokroaminoto datang dan berkunjung atas undangan Panitia Kongres. Kedua tokoh sempat bertemu dan melakukan perbincangan. Dalam perbincangan itu, HOS Tjokroaminoto menitipkan harapan dan pesan kepada Andi Sulolipu, agar perjuangan PSI didalam menuntut Kemerdekaan Indonesia selayaknya mendapatkan dukungan yang semakin luas di kalangan masyarakat, terutama kelompok aristokrat tinggi (Bangsawan) seperti halnya dengan Andi Sulolipu Petta Pabbicara Amparita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terbukti dikemudian hari, Andi Sulolipu sangat konsisten dengan sikap perjuangannya, hingga wafatnya di tahun 1947.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada awal bulan September 1945, Andi Sulolipu ke Makassar untuk menemui DR. Sam Ratulangi. Dimana pada saat itu beliau baru saja pulang dari Jakarta untuk menghadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dalam pertemuan itu, Andi Sulolipu mengemukakan rencananya untuk mendirikan Partai Nasional Indonesia di Sidenreng Rappang, yang berpusat di Amparita (Kec. Tellu Limpoe, Sidrap, saat ini). Dengan tujuan untuk menghimpun massa rakyat didalam satu wadah organisasi demi menghindari pengaruh2 negatif dari kalangan anti republikein.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rencana dan gagasan Andi Sulolipu itu disambut baik oleh Sam Ratulangi yang telah diberi mandat oleh Presiden Soekarno sebagai Gubernur Sulawesi. Setelah memberikan amanah dan masukan2 yang berharga kepada Andi Sulolipu, maka Sam Ratulangi memerintahkan staf pembantunya Mr. Tadjuddin Noor untuk menyertai Andi Sulolipu ke Amparita membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI).</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan melalui suatu komite, tersusun pengurus partai,sbb:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketua Umum : Andi Sulolipu,</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketua I : Andi Abu Bakar,</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketua II : Callakara,</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis I : Andi Maramat,</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis II : La Pabbola</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis III : Andi Iskandar,</div>
<div style="text-align: justify;">
Bendahara I Adama, dan</div>
<div style="text-align: justify;">
Bendahara II : Andi Baharuddin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disamping pengurus harian tersebut diatas, partai ini dilengkapi pula dengan pembantu2, seperti:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Bidang Penerangan dan Propaganda,</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Bidang Sosial,</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Bidang Perhubungan,</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Bidang Perlengkapan,</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Bidang Perlawanan dan Pengerahan Massa, dan</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Bidang Tata Usaha dan Pendaftaran Anggota.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdirinya Partai Nasional Indonesia di Amparita, Sidenreng, dalam waktu singkattelah tersebar luas di masyarakat. Maka mulailah rakyat mendatangi kantor PNI, untuk mendaftarkan diri menjadi anggota, seperti dari Maiwa Enrekang, Soppeng, Pinrang, Wajo, dll.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada bulan Oktober 1945, Andi Sulolipu sebagai Ketua Umum PNI, mengundang tokoh2 Pejuang Kemerdekaan Sidenreng Rappang untuk menghadiri rapat yang diadakan di Amparita, yang dihadiri oleh:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Andi Cammi dan Andi Nohong, dari Rappang,</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Andi Takko, dari Tanru Tedong,</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Andi Nemba, dari Pangkajene,</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Andi Abdul Latif, dari Bilokka,</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Abdul Gani Rasul, dari Massepe,</div>
<div style="text-align: justify;">
6. M. Abduh Pabbaja, dari Allakuang,</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Kepala Laupe, dari Wette'E, Wanio.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para pejuang ini hadir di Amparita ditemani oleh rekan2nya dalam satu rombongan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada 3 (tiga) keputusan penting yang diambil dalam rapat yang dipimpin Andi Sulolipu tersebut, yakni:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Secara resmi & protokoler Bendera Merah Putih dinaikkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Membagi Daerah Pertahanan di Sidenreng Rappang menjadi 2 (dua) wilayah:</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Wilayah Utara Pangkajene sampai Rappang & sekitarnya adalah Daerah Operasi B.P. GANGGAWA dibawah pimpinan Andi Cammi & Andi Nohong.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Wilayah Pangkajene ke Selatan sampai Bilokka & sekitarnya adalah Daerah Operasi KRIS MUDA dibawah pimpinan Yusuf Rasul & Rachman Tamma.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Mendukung sepenuh pengangkatan Dr.Sam Ratulangi menjadi Gubernur Sulawesi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah rapat selesai, maka seluruh peserta mengambil tempat di pekarangan RUMAH ADAT BOLA LAMPE'E untuk mengikuti Upacara Penaikan BENDERA MERAH PUTIH diiringi dengan lagu INDONESIA RAYA.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsa_ekng0UiChYDfSIr5G7gO4YY0uu2emOAZ-ygciD-1mzMleEorGhF5TCuVHG3SOJGdUzXO6iBGTYawoR-GgkecVYxYn4IDdGdNmGgc_QvYLDXWTak43NjmKDXho0-Bta9DLHzL-bgg/s1600/Saoraja+Bola+Lampe%2527E%252C+Amparita.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674049971233066898" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsa_ekng0UiChYDfSIr5G7gO4YY0uu2emOAZ-ygciD-1mzMleEorGhF5TCuVHG3SOJGdUzXO6iBGTYawoR-GgkecVYxYn4IDdGdNmGgc_QvYLDXWTak43NjmKDXho0-Bta9DLHzL-bgg/s320/Saoraja+Bola+Lampe%2527E%252C+Amparita.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Peristiwa ini adalah peristiwa bersejarah di Sidenreng Rappang. U/kali pertama secara resmi & protokoler Sang Merah Putih dikibarkan dgn diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, disaksikan oleh para pejuang yg hadir & rakyat yg telah berkerumun memadati halaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada bulan November 1945, Andi Sulolipu mengadakan Konferensi yg diikuti oleh para Pendukung Kemerdekaan Indonesia, bertempat di Gedung Sekolah Rakyat Amparita. Hadir dlm Konferensi itu ialah tokoh2 pejuang utusan daerah Enrekang, Wajo, Soppeng, dll. Keputusan yg diambil adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
Menolak kembalinya penjajahan di bumi Indonesia. Serta siap menentang & melawan dgn kekuatan yg ada pada diri sendiri. Diputuskan pula bahwa pengangkatan Dr.Sam Ratulangi menjadi Gubernur adalah sah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
DIBERHENTIKAN DARI JABATAN PABBICARA.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aktivitas Refresif yg dilakukan Andi Sulolipu didalam upaya mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tidak disetujui Pemerintah Kerajaan Sidenreng & Belanda waktu itu. Beliau sering dipanggil hanya untuk dinasehati agar ia sadar & lebih memusatkan pikiran pada tugas2 pokoknya di pemerintahan. Hal ini menimbulkan kekecewaan Andi Sulolipu terhadap beberapa rekannya sesama kaum aristokrat yg duduk di pemerintahan. Mereka lebih memilih u/melanjutkan kerjasama dgn pihak Belanda, demi mengamankan jabatan daripada ikut berjuang. Beruntung kekecewaan itu terobati oleh sikap Patriot yg ditunjukan kalangan muda yg dimotori oleh Andi Cammi & Yusuf Rasul, dkk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akibat sikap yg dinilai keras kepala & membangkang,</div>
<div style="text-align: justify;">
pada bulan Mei 1946, A. Sulolipu diberhentikan dari jabatannya selaku Pabbicara Amparita. Pemberhentian tsb dlm waktu singkat telah diketahui secara luas dikalangan rakyat. Hingga kawan2 seperjuangan silih berganti datang u/menyatakan simpati & keprihatinan. Ketika ditemui, A. Sulolipu mengatakan, "Sekarang ini saya adalah rakyat biasa. Kedudukan saya selaku Pabbicara telah ditanggalkan, maka oleh karena itu tibalah saatnya sekarang ini saya bersiap2 menunggu kedatangan Belanda u/menangkap saya. Itu pasti akan terjadi. Itulah resiko atas keyakinan & pendirian saya. Kalau besok atau lusa saya ditangkap Belanda, jangan harapkan saya akan kembali. Tetapi tunggulah kabar kematian saya. Saya telah ikhlas. Kepada kawan2 seperjuangan saya, agar perjuangan kita yg suci murni ini diteruskan, Insya Allah & yakinlah bahwa penjajah belanda akan segera terusir dari Negara kita ini. Tinggal menunggu waktunya".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
DIPANGGIL OLEH ASSISTENT RESIDENT PARE-PARE & DIBUJUK AGAR MAU KEMBALI BEKERJA SAMA.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada suatu hari di bulan November 1946, Andi Sulolipu dipanggil oleh Assistent Resident Pare-Pare u/menghadap. Ia berangkat bersama dgn saudara2nya: H.A.NURDIN, H.A.ABU BAKAR, H.A.CAMBOLANG, dan putra sulungnya ANDI MAPPAWEKKE. Assistent Resident membujuk & mengatakan kepada Andi Sulolipu, "Hai, Tuan Pabbicara, bagaimanakah pendirian tuan, saya rasa lebih baik tuan Pabbicara bersedia & mau kembali bekerja sama dgn kami. Kalau bersedia kita akan bayar kembali semua gajinya & kita akan berikan pangkat yg lebih tinggi lagi". Bujuk Assistent Resident.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar kata2 bujukan itu, maka Andi Sulolipu menjawab, "Paduka tuan Assistent Resident, saya tidak bersedia lagi kembali memangku jabatan Pabbicara, saya tidak mau lagi bekerja sama dengan tuan2 Belanda. Saya sekarang bersama2 dengan rakyat mau merdeka sekalipun akan menanggung resiko yg paling berat". Mendengar jawaban tersebut maka gagallah Assistent Resident Pare-Pare u/membelokkan keyakinan & pendirian Andi Sulolipu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa hari setelah pertemuannya dengan Assistent Resident Pare-pare, maka pada bulan itu juga, November 1946, bertepatan dengan bulan Ramadhan, jam 4 sore, beberapa orang POLISI MILITER (M.P.) Belanda dengan mengendarai sebuah Jeep datang ke Amparita u/menangkap Andi Sulolipu. Setelah melakukan menggerebekan di Rumah Adat Bola Lampe'E, dan tidak menemui yg sedang dicari, mereka kemudian mendatangi rumah Andi Sulolipu yg lainnya didekat Lapangan Sepakbola Amparita (Sekarang Madrasah DDI) yg menjadi kantor P.N.I. dan tempat yg biasa dipakai para pejuang untuk berkumpul. Polisi Militer langsung naik kerumah & disambut oleh Andi Sulolipu seraya mengatakan, "Barangkali tuan tuan M.P. ini datang kemari untuk menangkap saya, "Dan dijawab oleh M.P. Belanda, "Betul tuan, kami diperintahkan untuk menjemput tuan".</div>
<div style="text-align: justify;">
Ia kemudian menyuruh istrinya, Andi Hanisuh, memberikan beberapa pasang pakaian, sarung, sajadah, dan Kitab Suci Al-qur'an kesayangannya karangan HAJI MUHAMMAD YUNUS. Setelah pamit kepada keluarga & seluruh isi rumahnya, ia kemudian mencium anak bungsunya ANDI HATTA dengan penuh kasih & haru. Iapun turun dari rumah dan berseru kepada orang2 yg telah berkerumun di pekarangan :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Teruskan Perjuangan Kita & Pertahankan Kemerdekaan Kita, Insya Allah, Tuhan Akan Bersama Kita!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada hari itu pula M.P. Belanda singgah ke Pangkajene & menangkap Andi Nemba. Keduanya dibawa ke Pare-Pare dan ditahan disalah satu rumah tahanan. Setelah beberapa hari ditahan di Pare-pare, keduanya kemudian dibawa ke Makassar dan masuk kedalam Rumah Tahanan KISKAMPEMENT (Tangsi Kis). Disanalah mereka ditawan bersama sama dengan Pejuang pejuang yg telah terlebih dahulu ditangkap, Seperti:</div>
<div style="text-align: justify;">
ANDI ABDULLAH BAU MASSEPE, ANDI MAKKASAU, USMAN ISA, dan saudara kandungnya HAJI ANDI ABU BAKAR, dll.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah beberapa bulan lamanya mereka ditawan di Makassar, mereka kemudian dipindahkan lagi ke Kariango Suppa (Pinrang). Disinilah para pejuang mendapatkan siksaan yg berat dan keji dari Pasukan Baret Merah WESTERLING. Penyiksaan yg tanpa mengindahkan hukum2 kemanusian. Namun, para Pejuang Pembela Negara itu tetap teguh & tidak berubah keyakinan dan pendiriannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejarah mencatat, inilah peristiwa terpahit yg menimbulkan trauma pada rakyat Sulawesi Selatan. Ada 40.000 jiwa yg masih menunggu pengakuan dosa atas kejahatan terhadap kemanusiaan yg dilakukan Pemerintah Kerajaan Belanda ketika masih menancapkan kuku2 penjajahan di Bumi Pertiwi. Tapi... Pengakuan itu...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw_LSzJ-xIbUDRDhhrzloti2ZFxzu7xooixSefw5vDgS1Yf87PvLjHDkgBr3_Owyj6f-ax2MowXEybUqvP4AqnSmDU1fVLTtqyvucG_0y5QROXlFfUsSV45EXm6Rjo4Gaizpi8epIRvQ/s1600/victim-01.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674086964431857154" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw_LSzJ-xIbUDRDhhrzloti2ZFxzu7xooixSefw5vDgS1Yf87PvLjHDkgBr3_Owyj6f-ax2MowXEybUqvP4AqnSmDU1fVLTtqyvucG_0y5QROXlFfUsSV45EXm6Rjo4Gaizpi8epIRvQ/s320/victim-01.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 227px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut kesaksian yang banyak beredar di kalangan masyarakat Sulsel, kematian indah (SYAHID) para pejuang itu, antara lain :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Dijejerkan dan kemudian di tembak,</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Ditenggelamkan di laut,</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Dikubur hidup hidup, dan</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Diseret/ditarik dengan tali tambang oleh mobil jeep yang berlari kencang.</div>
<div style="text-align: justify;">
(Na'udzubillah)</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiajMqHzDdlB3k8O4ge_lfVcc3GobMIREde_MVnBO6L51V-ECLnyBprIENZF7ZZLiv7sVVL_URPy72o4cli1X709bkZTXkGPlLemXUXpgAUYLqcTbQ4BEzy0vJufNkEFg7gO9xanfzTLg/s1600/westerling.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674089552976113218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiajMqHzDdlB3k8O4ge_lfVcc3GobMIREde_MVnBO6L51V-ECLnyBprIENZF7ZZLiv7sVVL_URPy72o4cli1X709bkZTXkGPlLemXUXpgAUYLqcTbQ4BEzy0vJufNkEFg7gO9xanfzTLg/s320/westerling.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 205px;" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
"Pemerintah Kerajaan Belanda wajib meminta maaf 40.000 kali kepada Rakyat Sulawesi Selatan...!!! Titik!!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga akhirnya...</div>
<div style="text-align: justify;">
Andi Sulolipu mungkin mempunyai rencana besar untuk Negara yang dicintainya ini, tapi Allah telah menentukan takdir hidupnya. Pada akhirnya semua yg merasakan hidup akan mati. Demikian halnya dengan Andi Sulolipu Pabbicara Amparita. Ia kini telah terbaring diantara ribuan kawan2 seperjuangan yg telah berpulang akibat menjadi korban kekejaman. Ia mengakhiri hidupnya dengan membawa serta keyakinan & pendiriannya yg teguh, kokoh untuk tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Tidak ada yg mengetahui kapan & dimana ia ditembak, atau dimana ia dikuburkan. kalau ditenggelamkan dimana lautannya. "Ia... Hilang tak tentu rimbanya."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PENGHORMATAN ATAS JASA JASANYA KEPADA BANGSA & NEGARA.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirVeBSqA9iPmg9u8OT0NG9BlsaYzsAamIxK9ihxZZJT96T8UiN9F3knGB35JkPaP3YjERpuA2E5HIsFGRIdBhCWsiGj9aSmCX3Efq55rKmWMWHDvG9tzcoVHua6GDCsgJCyykCOgohkQ/s1600/PHOT0031.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674052520760538354" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirVeBSqA9iPmg9u8OT0NG9BlsaYzsAamIxK9ihxZZJT96T8UiN9F3knGB35JkPaP3YjERpuA2E5HIsFGRIdBhCWsiGj9aSmCX3Efq55rKmWMWHDvG9tzcoVHua6GDCsgJCyykCOgohkQ/s320/PHOT0031.JPG" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 240px;" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Untuk menghormati perjuangan Andi Sulolipu atas jasa jasa yg telah diberikan kepada Nusa, Bangsa, dan Negara, Pemerintah telah menganugrahkan gelar kehormatan sebagai "PAHLAWAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA" Dan Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang telah membangunkan sebuah MONUMEN PERJUANGAN ANDI SULOLIPU di Amparita, ditempatkan pada jalur Jalan Raya Pangkajene-Soppeng.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Monumen Andi Sulolipu diresmikan oleh bapak HAJI ANDI SALIPOLO PALALLOI, Bupati Kepala Daerah tingkat ll Sidenreng Rappang, pada tanggal 10 Agustus 1998, di Amparita, didampingi oleh bapak HAJI OPU SIDIK mantan Bupati Sidrap, bapak HAJI ANDI ISKANDAR PAJUJUNGI Petta/Arung Amparita & bapak HAJI USMAN BALO Ketua LVRI Kab. Sidrap. Turut hadir pula para anggota Muspida, Tokoh2 Veteran & Angkatan '45 Kab. Sidrap serta Pemuka Masyarakat di Amparita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPSYVK8tpKXzsk0o0R42YW6Nn4XcurxPqpTdIv1QjII71Vw7pse6InPfe9M61usig4b1fTV1m9aK4AAJmZVTKyPlvEb_DMvNzMK5aeJpNzlOIJ-mgqtDvuKxfMutzPabQMSg5KA-7x3Q/s1600/Pengalaman+baru034.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674058505920536914" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPSYVK8tpKXzsk0o0R42YW6Nn4XcurxPqpTdIv1QjII71Vw7pse6InPfe9M61usig4b1fTV1m9aK4AAJmZVTKyPlvEb_DMvNzMK5aeJpNzlOIJ-mgqtDvuKxfMutzPabQMSg5KA-7x3Q/s320/Pengalaman+baru034.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Pada malam harinya diadakan pula pengajian Al-Qur'an & tahlilan dirumah kediaman Andi Sulolipu "Rumah Adat Saoraja Bola Lampe'E" Amparita. Pada keesokan harinya, dilaksanakan pemasangan batu nisan Andi Sulolipu (secara simbolis), di pemakaman keluarga "Andi Pakerrangi Pabbicara Sidenreng"</div>
<div style="text-align: justify;">
(Kubburu' Bola Batue Amparita)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
TAMAT</div>
<div style="text-align: justify;">
____________________________________</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Blog ini di dedikasikan kepada Almarhum Haji Andi Iskandar Pajujungi (1926-2008)</div>
<div style="text-align: justify;">
Petta/Arung Amparita 1950 s/d 1962. (Penulis asli riwayat Andi Sulolipu)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua foto telah dilindungi hak cipta (terkecuali Westerling & pasukannya). Silakan di download untuk koleksi pribadi. Dilarang keras untuk mempublikasikannya. Terima kasih ...</div>
Syaifullah Haji Andi Alwihttp://www.blogger.com/profile/00422488112091951550noreply@blogger.com3